Mengawali
kiprah yang ditandai adanya perubahan orde senantiasa mewarnai iklim di tubuh
PGRI. Pergantian orde dari orde lama menuju orde baru terus berjalan ke era
reformasi. Pergartian yang ditandai dengan lengsernya orang nomor satu di Indonesia
dan telah memegang kendali pemerintahan selama 32 tahun yakni Presiden Soeharto
atas dasar demokrasi merupakan suatu wujud ditandainya orde yang penuh
demokratis yakni era reformasi.
Era reformasi
merupakan suatu kurun waktu yang ditandai dengan berbagai perubahan untuk
membentuk suatu keseluruhan tatanan baru yang lebih baik. Era
reformasi ditandai dengan runtuhnya sebuah rezim orde baru yang otoriter. Yang
dengan sifat otoriternya maka sistem pemerintahannya sentralistik, termasuk
juga dalam bidang pendidikan yang sangat memusat. Setelah orde baru tumbang
maka perubahan menjadi pilihan pembangunan bangsa. Dan era perubahan itulah
yang dikenal era reformasi. Perubahan dalam reformasi dilakukan secara
konsepsional dan konstitusional dengan strategi dan program yang lebih efektif
dalam suasana madani.
Perjuangan PGRI pada masa reformasi ini meliputi bidang
keorganisasian, kesejahteraan, ketenagakerjaan, perundang-undangan, reformasi
pendidikan nasional serta kemitraan nasional dan internasional. Pada masa
sekarang ini masih banyak pula pihak yang memandang PGRI hanya sebagai aspek
tertentu yang sempit dalam bentuk serpihan-serpihan yang tidak terpadu dan
dilandasi oleh kepentingan tertentu, sebagai akibatnya banyak berkembang
persepsi yang kurang baik terhadap PGRI dan ini sudah banyak menimbulkan berbagai
hal yang kurang menguntungkan bagi PGRI dan terutama pada anggotanya.
Seperti yang kita ketahui dalam pasal (4) Anggaran
Dasar(AD) PGRI dijelaskan bahwa PGRI merupakan organisasi nasional yang
bersifat unitaristik (mewadahi semua guru tanpa memandang ijazah, tempat
bekerja, kedudukan dan lain-lain), independent (PGRI berlandaskan pada
prinsip-prinsip kemandirian organisasi dengan mengutamakan mitra kesejajaran)
dan non politik praktis (tidak terikat atau mengikatkan diri pada kekuatan
organisasi atau partai politik manapun). Kesejahteraan guru merupakan inti dari
keseluruhan perjuangan PGRI.
Dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan pendidikan
nasional, PB PGRI ikut berperan serta secara aktif dengan memberikan masukan
pada pemerintah agar berbagai agenda reformasi yang sedang dan akan
dilaksanakan dapat terwujud dengan tepat. Salah satu komponen yang sering
dijadikan sasaran penyebab menurunnya mutu pendidikan yaitu kurikulum. Kritikan
yang cukup tajam terhadap kurikulum antara lain materinya terlalu padat, tidak
sesuai dengan kebutuhan bahkan merepotkan guru dalam menjalankan aktivitasnya
dibidang akademik..
Upaya reformasi pendidikan pada sistem nasional hanya
akan terwujud apabila guru mendapat tempat yang sentral dan menjadi prioritas
utama. Sehubungan dengan itu, PGRI menekankan agar masalah guru pada era
reformasi pada pendidikan nasional diharapkan mendapat perhatian dan prioritas
utama mengingat peranan guru yang fundamental. Sebab dengan demikian perbaikan
dalam dunia pendidikan akan terwujud. Persoalan pelik dalam pendidikan, yakni
persoalan mutu dengan sendirinya juga akan teratasi. Namun jika itu tidak
terpenuhi, maka keberadaan dunia pendidikan tidak akan pernah menjadi baik.
Masalah mutu yang sekarang menjadi persoalan yang paling krusial dalam
pendidikan juga sulit untuk teratasi.
Pada era reformasi, di tubuh PGRI juga mengalami
perubahan yakni dengan melakukan penyesuaian AD/ ART organisasi dan sesuai
dengan tantangan dan tuntutan reformasi yang ditandai dengan kongres ke XVIII
di Bandung. Selain dari pada itu perubahan sebagai organisasi yang mampu
beradaptasi dan mewujudkan dirinya sebagai the learnig organization
(organisasi pembelajar).
Itulah sekilas gambaran tentang kiprah PGRi dan
dinamikanya sampai pada era reformasi. Meski tidak bisa terdiskripsikan secara
utuh, namun paling tidak itu juga bisa memberikan kontribusi pemahaman. Sebab
saat ini keberadaan guru memang masih memprihatinkan yang imbasnya pendidikan
juga sudah mulai menurun. Maka pada masa yang seperti ini kontribusi pemikiran,
kajian, dan diskusi tentang persoalan pendidikan, termasuk juga PGRI sebagai
organisasi guru dalam rangka mencari solusi yang lebih baik bagi masa depan
pendidikan bangsa kita. Dan tentu apa yang menjadi malasah dalam dunia
pendidikan seperti dijelaskan di atas juga harus dipikirkan oleh PGRI. Harus
diakui itu juga merupakan tantangan masa depan PGRI.
DAFTAR
PUSTAKA
Kartono. 2002. Menebus Pendidikan yang
Tergadai. Yogyakarta: Kanisus
Musaheri. 2009. Ke-PGRI-an. Sumenep: DIVA
Press
Muyasa. 2006. Managemen Berbasis Sekolah.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Suryasubroto. 1997. Proses Belajat Mengajar
di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar