Profesi guru pada sat ini masih banyak diperbincangkan
oleh khalayak ramai, baik dari kalangan pakar pendidikan baik diluar pakar
pendidikan. Bahkan selama dasawarsa terakhir ini hampir setiap hari, media
massa khususnya media cetak baik harian maupun mingguan memuat berita tentang
guru. Ironisnya banyak yang cenderaung melecehkan posisi guru.
Masyarakat/ orang tua siswa pun kadang – kadang mencemooh
dan menuding guru tidak kompeten, tidak berkualitas dan sebagainya. Manakala
putra / putrinya tidak bisa menyelesaikan persolan yang dihadapinya atau
memiliki kemampuan tidak sesuai dengan keinginannya.
Sikap dan perilaku masyarakat tersebut memang bukan tanpa
alasan. Memang sebagian kecil oknum guru yang menyimpang dari kode etiknya.
Anehnya lagi kesalahan sekecil apa pun yang diperbuat guru memancing reaksi
yang begitu hebat dimasyarakat. Hal ini dapt dimaklumi karena dengan adanya
sikap demikian menunjukkan bahwa memang guru seyogyanya menjadi anutan dari
masyarakat.
Sebetulnya berbagai permasalahan yang terjadi tidak
seharus guru yang dijadikan sebagai kambing hitamnya akan tetapi masyarakat
harus mamu memandang lebih luas akan persoalan yang terjadi.
Salah satu komponen yang sering dijadikan sasaran
penyebab menurunnya mutu pendidikan ialah kurikulum dan saat ini mulai
diterapkan kurikulum berbasis kompotens dan kopentsi tingkat satuan pendidikani
maksudnya kurikulum sebagai rujukan pengalaman belajar yang diarahkan bagi
tercapainya penguasan kompotensi. Dalan hal ini diperlukan sekurang-kurangnya
lima pemain yang dapat menentukan maju mundurnya mutu pendidikan. Diantarnay
masyarakat lokal, orang tua, beserta didik, Negara dan pengelola profesional
pendidikan.
Denagan posisinya sebagai tenaga utama kependidikan,
dipundak gurulah peran sentral kemajuan pendidikan dipercayakan. Dengan
posisinya digarda terdepan yang bersentuhan langsung dengan peserta didik, pern
dan tanggung jawab guru sungguh fital dalam membawa peningkatan mutu
pendidikan. Sebagai pelaku utama yang berada dilini terdepan dalam proses
pembelajaran, maka didikan, bimbingan dan pelatihan yang diberikan guru kepad
peserta didik menjadi penentu dalam menghantar kesuksesan pendidikan.
Jalan utama untuk mensukseskan pendidikan adalah
meningkatkan kualitas profesionalisme guru dan hanya pada guru prfesional
sebagai tenaga profesi dalam bidang pedidikan yang dapat menjalankan tugasnya
membangun mutu pendidikan dengan lingkup tugasnya yang demikian ditengah
tuntutan tugas yang terus berkembang sejalan dinamika perkembangan iptek, dan
kian kian kiatnya harapan terhadap pemenuhan kebutuhan untuk membentuk
kompetensi peserta didik, maka hanya guru yang memiliki kompeten profesional
yang dapat menerjemahkan dan mewujudkan harapan peningkatan kualitas
pendidikan. Pintu kerbang untuk melahirkn sosok guru profesional tersebut
berada dipundak lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK).
kompetensi profesional guru ditunjukkan pula oleh
kemampuan guru dalam megembangkan materi studi yang diajarkan dalam bentuk
penelitian dan secara nyata menghasilkan karya-karya produktif sepreti
penulisan bahan ajar, termasuk menulis buku yang berkaitan dengan meteri yang
diajarkan. Materi yang dikuasai bukan hanya sekedar materi ajar yang di ajarka
sekolah sesuai sabaran dalam kurikulum sekolah, melainkan pula materi yang
memayunginya. Dengan menguasai materi yang memayunginya, maka diharapkan guru
akan mampu menjelaskan materi ajar dengan baik, dengan ilustrasi jelas dan
landasan yang mapan, dan dapat memberikan contoh yang kontekstual. Di samping
itu, dikuasai pula struktur keilmuan dari bidang keahliannya.
Dengan meningkatkan dedikasi, loyalitas dan
profesionalisme guru akan memilki dampak positif terhadap kinerja dan prestasi
guru. Pada akhirnya juga akan berdampak pada peningkatkan kualitas sebagai
kontribusinya dalam kegiatan pembangunan bangsa. Prestasi kerja guru ini sangat
penting karena merupakan wujud dari harkat dan martabat guru yang mulia dalam
mengabdi pada kemanusiaan dan kesetiaan pada bangasa dan Negara.
Selain itu mimang harus diakui bahwa dalam proses
membangun sebuah bangsa kontribusi pemikiran menjadi modal utama. Makanya
pembangunan SDM menjadi hal penting dalam proses tersebut. Dan dalam melakukan
hal tersebut kegiatan yang terorganisir menjadi penting dilakukan dalam
mempermudah menjcapai apa yang dinginkan. Termasuk oleh seorang guru, sabagai salah
satu pilar penting dalam pendidikan.
Dalam proses tersebut PGRI-lah sebagai salah satu
organisasi guru yang tepat untuk menjadi media dalam melakukan proses. Sebab
peningkatan profesionalisme guru juga merupakan cita-cita luhur yang juga
diperjuangkan oleh PGRI. Melalui program dan aktifitas lainnya yang telah
diorganisir dengan rapi PGRI menjadi salah satu organisasi yang akan tetap
mengawal lahirnya guru-guru profesional. Sederhananya PGRI merupakan organisasi
yang berjuang dalam meningkatkan profesionalisme guru, selain dari
memperjungkan kesejahteraan guru.
DAFTAR
PUSTAKA
Musaheri. 2009. Ke-PGRI-an. Sumenep: DIVA Press
Purwanto, Ngalim. 1984. Administrasi
Pendidikan. Jakarta: Mutiara
Sid, Indra. 2002. Menuju Masyarakat
Belajar. Jakarta: Paramadina
Usman,
Uzer. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar